PEMUDA SEBAGAI INVESTASI DAKWAH

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfeQPSg0nB75kZs2e8KKjvT4TYGTo_9O8bEmgLMJFe2n9L6hskxmKQKnEoGWvE4HOHarvg3JxGPEG5jc2bbeE1CbsX5B1EJR_yyrZpvLKvFNn-4VPKGiNManKraG_7ib0slwiflIh_n3I/s1600/Pemuda-Remaja.jpg
       Gagah, intelek, tampan, dan keren. Benarkah seperti itu pemuda yang diharapkan agama dan bangsa, cukupkah kriteria tersebut untuk memenuhi hakikat pemuda muslim? Saat ini banyak kita jumpai problematika remaja yang kian hari kian menjamur, dan yang lebih parah tidak ada antisipasi dari mereka untuk mengatasi masalah di kalangan pemuda ini. Bermalas-malasan, pacaran, nongkrong pinggir jalan, ngisep rokok, nge-game online, dan aktifitas lain yang sama sekali tak membawa manfaat menjadi kebiasaan. Padahal pemuda adalah penerus generasi yang akan mengantar kemana selanjutnya negeri ini melangkah. Jika pemudanya pada not responding dan tutup telinga terhadap krisis moral bangsa, yakinkah masih bisa makmur negeri kita?
            Ingat Rasululullah dalam sabdanya, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmizi).
       Masa muda merupakan nikmat terbesar manusia yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Amat rugi jika nikmat tersebut tidak kita gunakan sebaik mungkin. Islam sangat memperhatikan usia muda, karena masa itulah nanti yang akan menentukan masa depan seseorang. Pemuda yang terdidik agamanya akan menjadi sarana dalam penyebaran dakwah islam sehingga islam akan meluas dengan hadirnya para pemuda islam yang enerjik dan aktif dalam dakwah.
Mengapa Harus Pemuda?
            Pada umumnya pemuda memiliki beberapa kelebihan khusus, diantaranya:
11)     Memiliki Kekuatan Fisik dan Psikologi yang Berbeda
Berbeda dengan orang tua, secara fisik pemuda lebih kuat, memiliki gairah hidup yang lebih matang, psikologi mental yang kokoh, dan semangat yang menggebu-gebu. Sinergi kesemuanya ini yang akan mampu mendobrak apapun, sehingga bila masa muda dapat dikelola dengan baik, insyaallah masa depan akan semakin cerah.
22)     Kekuatan Akal
Dibanding anak-anak dan orang tua, daya berpikir pemuda lebih kritis, apalagi diiringi spirit idealisme dan eksplorasi pemaknaan dalam lingkup yang luas. Hal inilah yang akan mendorong pemuda untuk memikirkan segala sesuatunya dengan ilmiah, tidak mudah menerima argument tanpa bukti konkret, sehingga hipotesis yang dihasilkan bener-benar berpengaruh positif.
33)     Kekuatan Semangat
Semangat yang membara tercermin dari para pemuda pada umumnya. Semangat yang lahir diantaranya adalah semangat untuk bergerak dalam segala sesuatu, tidak hanya pandai berorasi semata, namun dapat memberi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, bahkan membberi kontribusi bagi integritas diri serta ruang dan waktu yang meliputi dirinya.
44)     Subur Idealisme

Adanya idealisme yang tersemat dalam diri para pemuda juga sangat mendukung. Idealisme atau mindset yang baik akan menunjang kemakmuran bangsa, sebagai contoh mengubah mindset dari seorang PNS menjadi wirausahawan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, tentulah Negara ini akan terus berkembang.

55)     Menabung Amal Lebih Banyak
Dengan semangat yang enerjik, pemuda memiliki lebih banyak peluang dalam urusan beramal, seperti dikatakan bahwa taubat seorang tua baik, namun taubat seorang muda jauh lebih baik. Jelaslah dalam urusan amal, pemuda memiliki tingkat peluang yang lebih besar dan lahan dakwah yang lebih luas.

Peran Pemuda Terhadap Islam
            Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran dakwah islam. Kita tengok perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat dalam berdakwah. Kita akan menemukan sebagian besar para sahabat berasal dari kaum muda. Usia muda merupakan usia produktif yang memberikan peluang cukup besar untuk melakukan banyak karya bermanfaat. Dengan semangat yang membara, energi, stamina dan tubuh yang masih fit akan memacu pemuda dalam dakwahnya. Dakwah di sini dalam arti yang luas, yakni bisa berupa dakwah tauhid, fiqih, sunnah, ataupun ilmu pengetahuan ,sosial serta teknologi, agar setiap umat dapat menyeimbangkan antara ilmu dunia dan akhirat mereka. Tidak sepantasnya pemuda bermalas-malasan atau melakukan hal yang tidak bermanfaat, sementara mereka memiliki tanggung jawab terhadap diri, lingkungan keluarga, negara dan juga agamanya. Sudah seharusnya pemuda muslim bangkit memberantas keterpurukan masyarakat, membuka lembar baru menuju kesejahteraan. Ingat kata Bung Karno, “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kugoncang dunia” begitu besarnya Bung Karno menaruh perhatian pada pemuda, karena masa depan Negara ada di tangan pemuda.

Karakter Pemuda
            Coba kita simak isi surah Al-Anbiya ayat 59-60. Dijelaskan bahwasanya ada seoarang pemuda yang berani mencela berhala-berhala. Ya, beliau adalah Nabi Ibrahim, dengan keberanian dan akal cerdiknya menghadapi para kaum kafir penyembah berhala itu. Beliau berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak, dimana saat itu beliau masih dalam usia muda. Lihatlah pula kisah para Ash-habul Kahfi dalam Surah Al-Kahf ayat 13-14. Patut kita tiru jiwa mereka yang masih dipenuhi heroisme perjuangan dan semangat yang pantang mundur dalam mempertahankan akidah dan agama islam. Telisik pula perjuangan Nabi Musa alaihissalam dalam surah Al-Kahf ayat 60, Allah berfirman
“ Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.”
Itulah Nabi Musa, pantang menyerah terhadap segala sesuatu
Prestasi Dunia dan Akhirat
            Rasulullah bersabda, “Barangsiapa ingin mendapatkan dunia maka harus tahu ilmunya, barangsiapa ingin mendapatkan akhirat maka harus tahu ilmunya, dan barangsiapa ingin mendapatkan keduanya maka harus tahu ilmunya” (HR. Bukhari).
            Menuntut ilmu adalah kewajiban seluruh umat islam, karena ilmu merupakan cahaya yang akan menjadi penerang jalan kita pada kebenaran. Tanpa ilmu, maka gelaplah semua, dan akibatya kita akan tersesat dalam kehinaan. Namun sayang, banyak kaum muda saat ini salah dalam memprioritaskan ilmu, banyak kawula muda saat ini yang hanya berkecimpung dalam ilmu dunia saja tanpa diiringi ilmu akhirat (agama). Materi adalah tujuan utama mereka. Alhasil prestasi mereka mumpuni hanya di bidang duniawi saja, padahal prestasi dunia saja tidak dapat mengantarkan mereka pada syurga Allah. Hal inilah yang harus kita pahami, bahwa orientasi akhirat adalah yang utama. Janganmenjadi pemuda fasik yang hanya bias mengandalkan dunia dan meremeh-temehkan bekal untuk akhirat, karena semua amal yang kita lakukan semata-mata untuk beribadah kepada Allah dan mengharapkan ridha-Nya, bukan untuk kepuasan dunia yang bersifat fana. Tidak benar jika kita mengatakan ilmu akhirat sebagai pengiring ilmu dunia. Ilmu akhirat wajib kita utamakan. Dengan mengutamakan ilmu akhirat maka ilmu dunia otomatis akan mengiringi kita. Seperti sebuah filosofi, jika kita menanam jagung maka akan tumbuh rerumputan di sekitarnya. Tapi jika kita menanam rumput, mustahil tumbuh beberapa jagung yang mengelilinginya. Dengan begitu, kita tidak hanya dipandang berprestasi di mata manusia, namun juga dianggap berprestasi di mata Allah. 

Pasti Ada Jalan

            Pemuda itu pantang galau, apalagi muslim. Galau kenapa? Tidak sehebat temanmu dalam eksak, tidak sehebat temanmu dalam seni, tidak sehebat temanmu dalam olahraga, dan tidak sehebat lain-lainnya? Maka perkataan  Al-Imam Hassan Al-Bashri akan turun tangan dalam hal ini.
Ujar beliau, “Jika seseorang berusaha mengalahkanmu dalam urusan DUNIA, maka kalahkan dia dalam urusan AKHIRAT.”
            Keep calm! Allah membuka jalan yang lebar bagi orang-orang yang menghamba pada-Nya. Rahmat Allah begitu luas untuk hamba yang benar-benar mengharap ridha-Nya. Tidak mungkin meniti rahmat Allah lalu berakhir di jalan buntu.
         Beramallah! Dari sekarang. Buang jauh-jauh komitmen yang suka menunda, sebelum berevolusi dan berubah menjadi komitmen malas.
            Allah sedang menunggu kita. Allah selalu menyaksikan peluh juang kita. Tidak ada pandangan-Nya yang meleset sedikitpun. Jadi, jangan sia-siakan pengawasan Allah untuk kita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU KUMPULAN CERPEN "BIBIR" KARYA KRISHNA MIHARDJA

SENJA BERKABUT MERAH DAN LELAKI YANG PERNAH KUCINTAI (Malang Post, 9 April 2017)

WIRO SABLENG: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212