PEMUDA SEBAGAI INVESTASI DAKWAH
Gagah,
intelek, tampan, dan keren. Benarkah seperti itu pemuda yang diharapkan agama dan bangsa,
cukupkah kriteria tersebut untuk memenuhi hakikat pemuda muslim? Saat
ini banyak kita jumpai problematika remaja yang kian hari kian menjamur, dan yang
lebih parah tidak ada antisipasi dari mereka untuk mengatasi masalah di
kalangan pemuda ini. Bermalas-malasan, pacaran, nongkrong pinggir
jalan, ngisep rokok, nge-game online, dan aktifitas lain yang sama sekali tak
membawa manfaat menjadi kebiasaan. Padahal pemuda adalah penerus generasi yang akan mengantar
kemana selanjutnya negeri ini melangkah. Jika pemudanya pada not responding dan tutup telinga terhadap krisis moral bangsa, yakinkah masih
bisa makmur negeri kita?
Ingat
Rasululullah dalam sabdanya, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari
kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang
umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang
hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa
yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmizi).
Masa muda merupakan nikmat terbesar manusia yang
nantinya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Amat rugi jika
nikmat tersebut tidak kita gunakan sebaik mungkin. Islam sangat memperhatikan
usia muda, karena masa itulah nanti yang akan menentukan masa depan seseorang.
Pemuda yang terdidik agamanya akan menjadi sarana dalam penyebaran dakwah islam
sehingga islam akan meluas dengan hadirnya para pemuda islam yang enerjik dan
aktif dalam dakwah.
Mengapa Harus
Pemuda?
Pada
umumnya pemuda memiliki beberapa kelebihan khusus, diantaranya:
11)
Memiliki
Kekuatan Fisik dan Psikologi yang Berbeda
Berbeda
dengan orang tua, secara fisik pemuda lebih kuat, memiliki gairah hidup yang lebih
matang, psikologi mental yang kokoh, dan semangat yang menggebu-gebu. Sinergi
kesemuanya ini yang akan mampu mendobrak apapun, sehingga bila masa muda dapat
dikelola dengan baik, insyaallah masa depan akan semakin cerah.
22)
Kekuatan
Akal
Dibanding
anak-anak dan orang tua, daya berpikir pemuda lebih kritis, apalagi diiringi
spirit idealisme dan eksplorasi pemaknaan dalam lingkup yang luas. Hal inilah
yang akan mendorong pemuda untuk memikirkan segala sesuatunya dengan ilmiah,
tidak mudah menerima argument tanpa bukti konkret, sehingga hipotesis yang
dihasilkan bener-benar berpengaruh positif.
33)
Kekuatan
Semangat
Semangat
yang membara tercermin dari para pemuda pada umumnya. Semangat yang lahir
diantaranya adalah semangat untuk bergerak dalam segala sesuatu, tidak hanya
pandai berorasi semata, namun dapat memberi perubahan yang lebih baik dari
sebelumnya, bahkan membberi kontribusi bagi integritas diri serta ruang dan
waktu yang meliputi dirinya.
44)
Subur
Idealisme
Adanya idealisme yang
tersemat dalam diri para pemuda juga sangat mendukung. Idealisme atau mindset yang baik akan menunjang
kemakmuran bangsa, sebagai contoh mengubah mindset
dari seorang PNS menjadi wirausahawan yang dapat menciptakan lapangan
pekerjaan, tentulah Negara ini akan terus berkembang.
55)
Menabung
Amal Lebih Banyak
Dengan
semangat yang enerjik, pemuda memiliki lebih banyak peluang dalam urusan
beramal, seperti dikatakan bahwa taubat seorang tua baik, namun taubat seorang
muda jauh lebih baik. Jelaslah dalam urusan amal, pemuda memiliki tingkat
peluang yang lebih besar dan lahan dakwah yang lebih luas.
Peran Pemuda
Terhadap Islam
Pemuda
memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran dakwah islam. Kita tengok perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat dalam berdakwah. Kita akan menemukan sebagian besar para sahabat berasal dari kaum muda. Usia muda merupakan usia
produktif yang memberikan peluang cukup besar untuk melakukan banyak karya
bermanfaat. Dengan semangat yang membara, energi, stamina dan tubuh yang masih
fit akan memacu pemuda dalam dakwahnya. Dakwah di sini dalam arti yang luas,
yakni bisa berupa dakwah tauhid, fiqih, sunnah, ataupun ilmu pengetahuan ,sosial
serta teknologi, agar setiap umat dapat menyeimbangkan antara ilmu dunia dan
akhirat mereka. Tidak sepantasnya pemuda bermalas-malasan atau melakukan hal yang
tidak bermanfaat, sementara mereka memiliki tanggung jawab terhadap diri,
lingkungan keluarga, negara dan juga agamanya. Sudah seharusnya pemuda muslim
bangkit memberantas keterpurukan masyarakat, membuka lembar baru menuju
kesejahteraan. Ingat kata Bung Karno, “Beri
aku 10 pemuda niscaya akan kugoncang dunia” begitu besarnya Bung Karno
menaruh perhatian pada pemuda, karena masa depan Negara ada di tangan pemuda.
Karakter Pemuda
Coba
kita simak isi surah Al-Anbiya ayat 59-60.
Dijelaskan bahwasanya ada seoarang pemuda yang berani mencela berhala-berhala.
Ya, beliau adalah Nabi Ibrahim, dengan keberanian dan akal cerdiknya menghadapi
para kaum kafir penyembah berhala itu. Beliau berani merombak dan bertindak
revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak, dimana saat itu beliau masih
dalam usia muda. Lihatlah pula kisah para Ash-habul Kahfi dalam Surah Al-Kahf ayat 13-14. Patut kita tiru jiwa
mereka yang masih dipenuhi heroisme perjuangan dan semangat yang pantang mundur
dalam mempertahankan akidah dan agama islam. Telisik pula perjuangan Nabi Musa
alaihissalam dalam surah Al-Kahf ayat 60, Allah berfirman
“
Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti
(berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus
sampai) bertahun-tahun.”
Itulah Nabi Musa, pantang menyerah
terhadap segala sesuatu
Prestasi Dunia
dan Akhirat
Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa ingin mendapatkan
dunia maka harus tahu ilmunya, barangsiapa ingin mendapatkan akhirat maka harus
tahu ilmunya, dan barangsiapa ingin mendapatkan keduanya maka harus tahu
ilmunya” (HR. Bukhari).
Menuntut
ilmu adalah kewajiban seluruh umat islam, karena ilmu merupakan cahaya yang
akan menjadi penerang jalan kita pada kebenaran. Tanpa ilmu, maka gelaplah semua,
dan akibatya kita akan tersesat dalam kehinaan. Namun sayang, banyak kaum muda
saat ini salah dalam memprioritaskan ilmu, banyak kawula muda saat ini yang
hanya berkecimpung dalam ilmu dunia saja tanpa diiringi ilmu akhirat (agama).
Materi adalah tujuan utama mereka. Alhasil prestasi mereka mumpuni hanya di bidang
duniawi saja, padahal prestasi dunia saja tidak dapat mengantarkan mereka pada
syurga Allah. Hal inilah yang harus kita pahami, bahwa orientasi akhirat adalah
yang utama. Janganmenjadi pemuda fasik yang hanya bias mengandalkan dunia dan
meremeh-temehkan bekal untuk akhirat, karena semua amal yang kita lakukan
semata-mata untuk beribadah kepada Allah dan mengharapkan ridha-Nya, bukan
untuk kepuasan dunia yang bersifat fana. Tidak benar jika kita mengatakan ilmu
akhirat sebagai pengiring ilmu dunia. Ilmu akhirat wajib kita utamakan. Dengan
mengutamakan ilmu akhirat maka ilmu dunia otomatis akan mengiringi kita. Seperti sebuah filosofi, jika kita menanam jagung maka akan tumbuh rerumputan di sekitarnya. Tapi jika kita menanam rumput, mustahil tumbuh beberapa jagung yang mengelilinginya. Dengan
begitu, kita tidak hanya dipandang berprestasi di mata manusia, namun juga dianggap
berprestasi di mata Allah.
Pasti
Ada Jalan
Pemuda itu pantang galau, apalagi
muslim. Galau kenapa? Tidak sehebat temanmu dalam eksak, tidak sehebat temanmu
dalam seni, tidak sehebat temanmu dalam olahraga, dan tidak sehebat
lain-lainnya? Maka perkataan Al-Imam
Hassan Al-Bashri akan turun tangan dalam hal ini.
Ujar beliau, “Jika seseorang
berusaha mengalahkanmu dalam urusan DUNIA, maka kalahkan dia dalam urusan AKHIRAT.”
Keep calm! Allah membuka jalan yang lebar
bagi orang-orang yang menghamba pada-Nya. Rahmat Allah begitu luas untuk hamba
yang benar-benar mengharap ridha-Nya. Tidak mungkin meniti rahmat Allah lalu
berakhir di jalan buntu.
Beramallah! Dari sekarang. Buang
jauh-jauh komitmen yang suka menunda, sebelum berevolusi dan berubah menjadi
komitmen malas.
Allah
sedang menunggu kita. Allah selalu menyaksikan peluh juang kita. Tidak ada
pandangan-Nya yang meleset sedikitpun. Jadi, jangan sia-siakan pengawasan Allah
untuk kita
Komentar
Posting Komentar